Kalibata Residence

12Mei08

Hari kamis kemaren saya mendapat info bahwa ada satu lagi Apartemen bersubsidi yang dibangun oleh Agung Podomoro Group. Tapi kali ini lokasi pembangunannya ada di tengah kota Jakarta. Tepatnya di bekas pabrik Bata di sebelah Taman Makam Pahlawan Kalibata. Sebelumnya, Agung Podomoro membangun apartemen bersubsidi pertamanya di kawasan kelapa gading dengan nama Gading Nias Residence dan di sana juga laku keras. Tapi ketika dulu saya mencoba survey ke sana, saya kurang sreg dengan lokasinya karena menurut saya terlalu jauh dari kantor. Karena penasaran, hari sabtu kemaren saya dan teman-teman mencoba survey ke proyeknya yang di Kalibata ini.

Jalur kita kemaren naik mobil dari menteng ke arah setia budi (melalui Jl. Rasuna Said) terus sampai ketemu jalan Gatot Subroto lalu belok kiri terus sampai melewati Hotel Bumikarsa Bidakara. Dari Hotel Bidakara sekitar 500 meter ada perempatan dan Izzi Pizza ada di pojokoan perempatan tersebut yang merupakan lokasi pemasaran sementara Kalibata Residence. Sebelum lihat lokasi, kita mampir dulu ke kantor pemasarannya untuk tanya-tanya sedikit.

Lokasi:

Dari patung pancoran (dari izzi pizza) ke arah selatan lewat Jl. Pasar Minggu, belok kiri di taman makam pahlawan terus menyusuri Jl. Kalibata, sebelum flyover kalibata ambil jalur kiri supaya bisa putar balik, setelah putar balik sekitar 200 m kemudian sebelah kiri jalan akan ada lokasi bekas pabrik Bata yang nantinya akan menjadi lokasi pembangunan Apartemen Kalibata Residence.

Area Pembangunan:

Dalam satu area pembangunan akan ada 7 Gedung Apartemen, dan menurut orang pemasarannya tower A dan B sudah habis terjual. Sekarang yang ditawarkan adalah gedung C, D dan E. Waktu saya tanyakan apakah kita bisa memilih gedung mana yang kita mau, si orang pemasarannya bilang tidak bisa. Jadi sistemnya adalah bahwa satu gedung harus habis terjual semua unitnya terlebih dahulu, baru bisa ditawarkan gedung berikutnya. Mulai tanggal 15 pihak pemasaran akan memanggil orang-orang yang sudah menyerahkan uang minat (1jt) sesuai dengan daftar urut pendaftaran mereka setiap hari berturut-turut sampai seluruh unit dalam satu gedung habis. Jadi kalau apes, bisa-bisa waktu terpanggil untuk pemilihan unit, yang ada tinggal satu yaitu di unit terakhir yang paling tidak diminati oleh seluruh calon penghuni lain dalam satu gedung dan kita nggak boleh milih unit lain di gedung berikutnya. Terpaksa deh ambil unit yang tersisa, karena kalau kita batal uang minat akan hangus.

Denah Unit:

Luas unit bersih adalah 29,25 meter persegi dengan desain 2 kamar tidur. Kata orangnya sih, desainnya nggak jauh beda dengan desain unit yang ada di Gading Nias. Dulu saya pernah melihat langsung show unitnya disana dan karena mungkin di desain sebagus mungkin jadi keliatan nyaman-nyaman aja walaupun terasa lumayan sempit. Tapi kayaknya butuh tambahan sekitar 50jt lagi agar bisa mirip dengan show unitnya. Oya, satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah partisi dinding antar kamar boleh diubah-ubah sesuai selera. Hanya saja saat serah terima layout yang diberikan adalah sesuai standar. Dan menurut saya pribadi sih lebih enak kalau dapur beserta ruang makan diletakkan secara terpisah dari ruang tamu/keluarga.

Mengenai jendela, tiap unit sebenarnya mendapat satu view melalui jendela di kamar tidur utama, namun untuk unit-unit yang posisinya di hook akan mendapat tambahan satu view lagi melalui jendela di kamar tidur kedua. Unit yang ada di posisi hook ini akan dikenakan tambahan harga jual sebesar 10jt walaupun dengan luas yang sama dengan unit-unit yang lain.

Iuran Service Bulanan:

Menurut orang pemasarannya, apartemen ini akan ada iuran untuk service rutin, kebersihan dan kemanan gedung. Tiap meter persegi akan dikenai Rp. 5000 dan dibayarkan tiap bulan. Ini diluar biaya listrik yang 1300 watt dan biaya keamanan parkirnya. Mengenai lahan parkir, kendaraan penghuni akan diparkir di pelataran gedung dan memang difungsikan sebagai lahan pakir sepeda motor karena diasumsikan pemilik apartemen bersubsidi kebanyakan memiliki sepeda motor daripada mobil. (artinya, tidak akan disediakan semacam peneduh dari panas/hujan untuk tempat parkir mobil)

Sistem Pembayaran:

Harap maklum kalau gambar yang saya ambil mengenai sistem pembayaran di atas kurang jelas, tapi pada intinya ada tiga skema pembayaran:

1. Pembayaran KPA bersubsidi
2. Pembayaran KPA dengan bank swasta (harga non subsidi)
3. Pembayaran kontan bertahap

Nah, tiap calon pembeli harus memenuhi persyaratan dan berkas-berkas tertentu agar kreditnya dapat disetujui oleh bank. Skemanya adalah seperti ini:

1. Jika calon pembeli merasa dia memenuhi persyaratan untuk mendapatkan subsidi berupa pembebasan PPN dari pemerintah, maka dia bisa mendaftar ke skema pembayaran KPA bersubsidi
2. Jika ternyata persyaratan yang di serahkan oleh calon pembeli dianggap tidak layak oleh bank untuk memperoleh subsidi, maka pihak pemasaran akan menawarkan agar si pembeli beralih ke skema kedua yaitu KPA dengan bank swasta untuk non subsidi dengan membayar denda peralihan skema sekitar 100rb.
3. Selama menunggu keputusan dari bank swasta untuk dikabulkan KPA-nya, si calon pemilik tetap harus membayar uang muka yang ada dalam skema pembayaran diatas, yaitu DP yang dibayar 4 kali. Jika bank swasta tidak mengabulkan KPA si calon pemilik, maka pihak pemasaran akan menawarkan agar si pembeli beralih ke skema ketiga yaitu kontan bertahap.
4. Jika pembeli merasa keberatan untuk melakukan pembayaran kontan bertahap yang angsuran tiap bulannya sebesar 11,2juta selama 12 bulan dan ingin membatalkan transaksi seluruh uang yang telah dibayarkan akan dikembalikan hanya sebesar 40% dari total uang yang telah di setor. Jadi jika ia telah menyerahkan 1jt untuk uang minat, 4 jt untuk booking fee (5jt – 1jt yang telah dibayarkan sebagai uang minat), dan 2,9jt untuk DP pertama maka total uang yang dikembalikan hanyalah sekitar 3,2jt (dari total 8 jt). Kerugiannya akan lebih besar lagi jika keputusan bank membutuhkan waktu lebih dari satu bulan dimana si pembeli sudah membayar DP ke dua atau bahkan DP ketiga.

Jadi, sebaiknya seluruh berkas yang diperlukan agar di persiapkan terlebih dahulu sebelum membayar uang muka supaya waktu proses di bank dapat lebih cepat.

Oya, berkas-berkas yang diperlukan kalau tidak salah:

1. Surat keterangan penghasilan dari perusahaan tempat bekerja
2. KTP dan KK Jakarta (khusus untuk pengajuan subsidi, boleh menggunakan KTP dan KK luar Jakarta jika memilih skema non-subsidi)
3. NPWP pribadi
4. Fotokopi rekening tabungan selama tiga bulan terakhir. Nah, fotokopi rekening tabungan ini yang krusial. Karena bank bisa melihat dan menyimpulkan dua hal dari sini, yaitu apakah benar penghasilan yang masuk ke rekening tiap bulan sesuai dengan persyaratan untuk memperoleh subsidi, dan apakah saldo rata-rata tiap bulan mencukupi untuk melakukan pembayaran cicilan. Jadi kalo rekening tabungannya selama tiga bulan habis karena kebanyakan berfoya-foya misalnya, bisa-bisa si bank akan menganggap bahwa penghasilannya habis untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam sebulan dan diperkirakan tidak akan mampu melakukan pembayaran cicilan.

Menurut saya, untuk investasi di Jakarta memang Kalibata Residence ini adalah lokasi Apartemen Bersubsidi yang paling bagus karena beberapa hal diantaranya yaitu satu-satunya apartemen bersubsidi yang terletak paling dekat dengan pusat kota, akses ke lokasi sangat mudah, dekat dengan Universitas STEKPI, dekat dengan Plaza Kalibata, lingkungan sekitar kalibata yang banyak pepohonan sehingga nampak segar dan asri (setidaknya itu kesan yang saya peroleh ketika pertama kali memasuki wilayah kalibata), dan terakhir karena diantara seluruh developer apartemen bersubsidi yang ada sekarang, yang paling terkenal dan paling besar adalah dari group Agung Podomoro.

Filed under: Investment   |  92 Comments
Tag:Agung, Apartemen, Bata, Bersubsidi, Kalibata, Podomoro, Residence, Rusunami